KONFUSIUS pernah mengajarkan, “Sebelum Anda membalas dendam, galilah dua makam”.
Sebagian orang memilih untuk melancarkan aksi balas dendam saat merasa sakit hati. Sayangnya, membalas sakit hati dengan sakit hati bukanlah hal yang baik, karena efek negatifnya dapat berbalik kepada Anda.
Inilah yang membuat Konfusius percaya, tak hanya musuh Anda yang akan jatuh terkubur di makam yang Anda gali, namun Anda sendiri pun akan tenggelam di dalamnya.
Hal ini diamini Judith Orloff, penulis buku Emotional Freedom: Liberate Yourself from Negative Emotions and Transform Your Life.
“Saya selalu menekankan pentingnya memaafkan dan betapa tidak bergunanya jika Anda balas dendam. Memaafkan mampu melepaskan hasrat untuk menghukum seseorang –atau diri Anda sendiri- dengan melukai perasaannya,” tutur Orloff dalam Huffington Post, Kamis (8/9).
Orloff menambahkan, Anda tak dapat memaksa diri atau berpura-pura untuk memaafkan. Maaf-memaafkan merupakan tindakan yang lahir dari dalam batin, tak ada jalan pintas untuk mendapatkannya.
Pemaparan Orloff tentang kekuatan maaf nampak sederhana. Kenyataannya, tak sedikit orang yang masih merasa kesulitan dalam menyampaikan rasa maaf. Berikut ini cara-cara yang dapat Anda coba untuk memaafkan kesalahan seseorang di masa lalu Anda.
1. Identifikasi orang yang membuat Anda marah
Buat daftar kecil berisi orang-orang yang membuat emosi Anda memuncak. Mulailah dari urutan terbawah, yaitu orang-orang yang hanya menyulut kekesalan Anda sedikit saja.
Tempatkan orang-orang yang membuat Anda memendam kekesalan selama bertahun-tahun di urutan teratas. Dengan begini, Anda dapat dengan cepat memaafkan orang-orang di urutan bawah dan belajar memaafkan melalui tahapan-tahapan yang teratur.
2. Luapkan perasaan Anda
Bicarakan pada keluarga, sahabat, atau terapis Anda. Keluarkan apa yang mengganjal di benak Anda selama ini. Biarkan perasaan Anda lepas tanpa ditahan, namun sebisa mungkin hindari emosi saat melakukan tahapan yang satu ini.
Jika Anda lebih nyaman mengekspresikan perasaan Anda lewat tulisan, maka menulislah lewat jurnal pribadi, misalnya. Kemudian tentukan apakah Anda hanya ingin menyimpannya sambil perlahan-lahan mengurangi rasa dendam atau menyampaikannya secara langsung pada si target.
3. Mulai memaafkan
Tempatkan diri Anda pada posisi netral dan di kondisi tenang. Tanyakan pada diri Anda, apa yang menjadikan orang lain berbuat hal-hal yang membikin emosi Anda meninggi?
Apakah sifat alamiahnya atau justru kesalahan dari diri Anda sendiri? Pastikan mood Anda dalam kondisi seimbang agar Anda dapat melahirkan rasa memaafkan dari dalam diri dengan tenang.
Selasa, 13 September 2011
0 komentar: